Sabtu, 03 Januari 2015

PENGERTIAN PROYEKSI BISNIS
DAN RUANG LINGKUPNYA

TUJUAN INSTRUKSIONAL:
Setelah mempelajari bagian ini, mahasiswa dapatmemahamitentang:
1.      Arti proyeksi / peramalan
2.      Sejarahproyeksi / peramalan
3.      Manfaatproyeksi / peramalan bisnis
4.      Jenis peramalan
5.      Karakteristik situasi dan metode peramalan
6.      Kriteria data yang bermanfaat dan jenis data peramalan
7.      Prosedur peramalan
8.      Sumber kesalahan peramalan dan ketidakpastian.

A.    P E N D A H U L U A N
        Kegiatan peramalan, disebut juga proyeksi atau prediksi, dilakukan oleh hampir setiap orang, baik itu pelaku bisnis, pejabat pemerintah, atau orang awam.Topik yang diprediksi pun sangat bervariasi, dari sekedar skor pertandingan bola, tingkat hujan di sebuah daerah, pemenang sebuah kegiatan pilkada, sampai tingkat inflasi atau pertumbuhan ekonomi yang berdampak luas.
         Salah satu bidang yang banyak menerapkan peramalan (forecasting) atau proyeksi adalah dunia usaha. Hal ini dapat dipahami, karena sebuah perusahaan pada umumnya ada dalam sebuah lingkungan usaha yang dinamis dan sering berubah dengan cepat.
     Apa sebenarnya peran penting kegiatan peramalan atau proyeksi dalam dunia usaha atau organisasi nirlaba? Mengapa banyak perusahaan sebaiknya melakukan kegiatan peramalan atau proyeksi sebelum mengambil sebuah tindakan strategis? Peramalan atau proyeksi dapat membantu seseorang atau sekelompok orang dalam pengambilan keputusan, baik itu bersifat strategis dan berpengaruh dalam jangka panjang, ataupun keputusan tersebut bersifat taktis dan berjangka pendek.

B.     ARTI PROYEKSI / PERAMALAN
Definisi peramalan atau proyeksi sendiri sebenarnya beragam. Berikut beberapa definisi tentang peramalan atau proyeksi:
Perkiraan munculnya sebuah kejadian di masa depan, berdasarkan data yang ada di masa lampu.
Proses menganalisis data historis dan data saat ini, untuk menentukan trend di masa datang.
Proses estimasi dalam situasi yang tidak diketahui.
Pernyataan yang dibuat tentang masa depan.
Penggunaan ilmu dan teknologi untuk memperkirakan situasi di masa depan.
Upaya sistematis untuk mengantisipasi kejadian atau kondisi di masa depan yang penuh dengan ketidakpastian.
Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa peramalan atau proyeksi berkaitan dengan upaya memperkirakan apa yang akan terjadi di masa depan, berbasis pada metode ilmiah (ilmu dan teknologi) serta dilakukan secara sistematis. Walaupun demikian, kegiatan peramalan tidaklah semata-mata berdasarkan prosedur ilmiah atau terorganisir, karena ada kegiatan peramalan yang menggunakan intuisi (perasaan) atau lewat diskusi informal dalam sebuah grup.
Peramalan atau proyeksi adalah kegiatan yang bersifat teratur, berupaya memprediksi masa depan dengan menggunakan tidak hanya metode ilmiah, namun juga mempertimbangkan hal-hal yang bersifat kualitatif, seperti perasaan; pengalaman; dan lainnya.

C.    SEJARAH PROYEKSI / PERAMALAN
Berkembangnya teknik-teknik peramalan yang lebih canggih yang seiring dengan kemajuan komputer, khususnya pada perkembangan komputer personal dan piranti-lunaknya, telah membuat peramalan menerima lebih banyak lagi perhatian.Setiap manajer kini mempunyai kemampuan menggunakan teknik analisis data yang sangat canggih untuk keperluan peramalan dan pemahaman teknik-teknik tersebut kini merupakan hal yang penting bagi para manajer bisnis. Untuk alas an yang sama, konsumen peramalan harus waspada dengan ketidaktepatan penggunaan teknik peramalan karena ketidakakuratan ramalan akan menghasilkan keputusan yang buruk.
Teknik-teknik baru peramalan terus dikembangkan sebagaimana kepedulian manajer terhadap proses peramalan yang terus berkembang. Fokus tertentu atas perhatian ini terletak pada kesalahan yang merupakan bagian yang melekat pada setiap prosedur peramalan. Prediksi mengenai kejadian masa depan jarang sekali yang akurat, pelaku peramalan hanya dapat berusaha untuk membuat sekecil mungkin kesalahan yang tak terelakan.

D.    MANFAAT PERAMALAN / PROYEKSI BISNIS
Peramalan (forecasting) sangat penting dalam bidang bisnis dan ekonomi.Terdapat 2 hal yang mendasar. Pertama, perencanaan (planner) dan juga pengambil keputusan (decision maker) harus membuat perencanaan atau mengambil keputusan saat ini untuk dilaksanakan masa yang akan dating. Kedua, kondisi di masa yang akan datang sulit dipastikan pada saat ini. Dengan kata lain, di masa yang akan datang terdapat unsur ketidakpastian.
Siapa yang membutuhkan ramalan?Setiap organisasi, apakah organisasi besar ataupun organisasi kecil, apakah organisasi bisnis yang berorientasi laba (profit oriented organizations), maupun organisasi yang tidak berorientasi laba (nonprofit oriented organizations) pada umumnya menggunakan ramalan, baik secara eksplisit maupun secara implicit. Hal ini dikarenakan setiap organisasi harus membuat perencanaan mengenai apa yang akan dilakukan pada masa yang akan dating. Suatu perusahaan membuat anggaran pada saat ini untuk digunakan pada masa yang akan datang. Permasalahan utama yang dihadapi oleh sebuah organisasi dalam membuat anggaran adalah adanya ketidakpastian mengenai kejadian (kondisi yang dihadapi) dimasa yang akan datang. Beberapa pertanyaan berikut ini dapat digunakan untuk lebih memahami pentingnya membuat ramalan bagi suatu organisasi:
·         Jika suatu perusahaan menambah pengeluaran untuk iklan, bagaimana pengaruhnya terhadap penjualan?
·         Jika pemerintah menaikkan tariff pajak penapatan sebesar 5%, berapa pendapatan pemerintah dapat ditingkatkan?
·         Bank sentral menurunkan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Bagaimana pengaruhnya terhadap inflasi?
·         Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi (menentukan) penjualan?
·         Bagaimana perkembangan produksi nasional (GDP) Indonesia pada 5 tahun kedepan?
·         Apakah kondisi perekonomian Indonesia saat ini mengalami resesi? Jika ya, kapan resesi ini dimulai? Seberapa hebat resesi yang melanda perekonomian Indonesia saat ini? Kapan resesi ini berakhir?
·         Berapa kebutuhan karyawan sampai pada 5 tahun kedepan.
Pertanyaan-pertanyaan tersebut diatas menambah pemahaman bahwa organisasi, baik bisnis maupun nonbisnis (pemerintah) memerlukan ramalan.Mengapa? Karena yang akan diketahui adalah kondisi dimasa yang akan datang, sementara saat ini tidak tersedia informasi mengenai apa yang akan terjadi dimasa ayang akan datang tesebut.
Organisasi bisnis (perusahaan) pada tahun 2007 membuat anggaran pendapatan dan biaya yang akan dilaksanakan pada tahun 2008. Organisasi bisnis tersebut tidak memiliki informasi cukup untuk memastikan peristiwa yang akan terjadi pada tahun 2008. Oleh karena itu, perusahaan tersebut harus membuat perkiraan-perkiraan kejadian pada tahun 2008 yang akan mempengaruhi perencanaan yang dibuat. Perusahaan harus membuat perkiraan penjualan dan harga barang tahun 2008 untuk menentukan penerimaan pada tahun 2008. Perusahaan membuat perkiraan harga bahan baku, biaya overhead pabrik, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya-biaya lainnya untuk menentukan biaya pada tahun 2008. Penerimaan dan biaya tahun 2008 yang dibuat oleh perusahaan pada tahun 2007, tentu saja merupakan perkiraan.Karena, besaran-besaran yang dipergnakan untuk menentukan penerimaan dan biaya tersebut berasal dari hasil perkiraan.
Contoh lain adalah anggaran yang dibuat oleh organisasi nonprofit (pemerintah). Pemerintah membuat anggaran pendapatan dan belanja Negara yang akan dilaksanakan pada tahun mendatang. Dalam membuata anggaran tersebut, pemerintah membuat perkiraan-perkiraan (dalam APBN disebut dengan istilah ‘asumsi’) tentang besaran variable ekonomi makro yang akan mempengaruhi besaran pendapatan dan belanja pemerintah pada tahun yang bersangkutan. Misalnya pemerintah Indonesia akan menyusun anggaran pendapatan dan belanja Negara (APBN) tahun 2008. APBN 2008 ini disusun pada tahun 2007. Pemerintah perlu membuat perkiraan-perkiraan tentang besaran variable ekonomi makro pada tahun 2008, seperti pertumbuhan ekonomi, laju inflasi, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika, tingkat bunga SBI (Sertifikat Bank Indonesia), harga minyak mentah dunia, dan produksi minyak Indonesia. Besaran variable ekonomi makro ini akan mempengaruhi besaran pendapatan dan belanja pemerintah pada tahun anggaran tersebut. Tingkat keakuratan perkiraan anggaran pendapatan dan belanja yang dibuat oleh pemerintah sangat bergantung dari akurasi asumsi yang digunakan untuk menyusun anggaran tersebut.

E.     JENIS PERAMALAN / PROYEKSI
            Ketika manajer suatu organisasi dihadapkan pada pengambilan keputusan  bernuansa ketidak-pastian, jenis peramalan apakah yang tersedia untuknya? Terlebih dahulu prosedur peramalan dapat dikelompokkan menjadi peramalan jangka panjang dan jangka pendek.Peramalan jangka panjang dibutuhkan untuk menetapkan tujuan umum jangka panjang suatu organisasi.Dengan demikian hal ini merupakan fokus khusus bagi manajemen puncak.Peramalan jangka pendek digunakan dalam merancang langsung strategi dan digunakan oleh manajemen menengah dan manajemen lini pertama dalam menyesuaikan kebutuhan masa mendatang yang singkat.
Peramalan dapat juga dikelompokkan dalam bentuk posisinya pada suatu kesatuan makro-mikro, yaitu sejauh mana keterlibatannya pada nilai-nilai rincian yang kecil dibandingkan dengan nilai-nilai rangkuman yang besar.
Prosedur peramalan dapat pula dikelompokkan sesuai dengan sifatnya yang kuantitatif atau kualitatif.Di satu sisi, teknik kualitatif yang murni tidak memerlukan manipulasi data, hanya pendapat pribadi saja yang digunakan forecaster. Disisi lain, teknik kuantitatif yang murni tidak memerlukan input pendapat pribadi, hal ini merupakan prosedur mekanis yang menghasilkan hasil-hasil kuantitatif. Beberapa prosedur kuantitatif memerlukan lebih banyak manipulasi data yang canggih dibandingkan yang lainnya.Namun demikian, ditekankan bahwa pendapat pribadi dan akal sehat harus digunakan bersama-sama dengan prosedur mekanis dan manipulasi data. Hanya dengan cara ilmiah peramalan yang cerdas dapat terjadi.
Metode peramalan kuantitatif dilakukan menggunakan data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu.Asumsi yang digunakan adalah bahwa perubahan nilai variable mengikuti pola yang terjadi pada periode yang lalu (historical pattern) dan memiliki hubungan antarvariabel yang diamati.Dalam penelitian bisnis dan ekonomi dengan menggunakan metode statistic, asumsi diperlukan untuk membuat rancangan penelitian (research design).Misalnya peramalan dilakukan terhadap volume penjualan barang X menggunakan data kuantitatif mengenai volume penjualan beberapa periode (tahun/bulan) yang lalu. Ramalan dibuat dengan asumsi bahwa volume penjualan dimasa yang akan datang memiliki pola yang sama dengan volume penjualan pada masa yang lalu (historical pattern). Demikian juga asumsi yang lain bahwa antarvariabel yang dialami memiliki hubungan pengaruh. Misalnya akan dibuat ramalan volume penjualan dimasa yang akan datang. Volume penjualan dipengaruhi oleh biaya promosi. Semakin banyak biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan promosi, maka volume penjualan akan semakin tinggi. Peramalan tentang volume penjualan menggunakan dua data historis, yaitu data mengenai volume penjualan dan data mengenai biaya promosi.Asumsi yang digunakan adalah bahwa terdapat hubungan pengaruh antara volume penjualan dengan biaya promosi. Kelemahan dari teknik peramalan adalah bahwa jika perubahan nilai variable yang akan diramal tidak mengikuti pola masa lalu (asumsi yang digunakan tidak terpenuhi), maka akan menghasilkan ramalan yang bias.
Metode peramalan kuantitatif  pada dasarnya ada dua jenis, yakni yang berdasar deret/runtut waktu (time series) dan berdasar hubungan sebab-akibat (causal). Metode kuantitatif deret waktu (time series) meliputi metode pemulusan (smoothing) dan dekomposisi (decomposition). Metode pemulusan (smoothing) mencakup metode sederhana atau naïve, rata-rata sederhana (single average), rata-rata bergerak (moving average) dan metode pemulusan eksponensial (exponential smoothing). Metode peramalan kuantitatif yang berdasar hubungan sebab-akibat (causal) meliputi metode regresi sederhana dan regresi berganda.
Untuk membuat ramalan nilai variable yang perubahannya tidak mengikuti pola historis dapat dilakukan dengan teknik peramalan kualitatif (qualitative forecasting/ judgement methods).Peramalan nilai variable menggunakan teknik ini sangat dipengaruhi oleh tingkat intuisi, pengalaman, pengetahuan, dan lain-lain faktor yang dimiliki oleh pembuat ramalan.Peramalan menggunakan teknik kualitatif biasanya dilakukan terhadap nilai variabel yang perubahannya berpola random (dipasar modal dikenal dengan istilah random walk).
Namun demikian, peramalan dapat pula menggunakan kombinasi keduanya.Peramalan kuantitatif didasarkan pada pengamatan terhadap pola perubahan data masa lalu.Untuk membuat ramalan dimasa mendatang diperlukan pula judgement berdasarkan intuisi dan perasaan yang membuat ramalan.Kedua metode berfungsi saling melengkapi. Metode kuantitatif biasanya digunakan untuk mengurangi atau menghilangkan kecenderungan kebiasaan manusia yang memiliki perasaan ekstrim (optimistic dan underestimate) mengenai kondisi dimasa yang akan dating. Perasaan ekstrim ini yang sering menimbulkan kesalahan peramalan menggunakan metode kualitatif.
Penggunaan hasil peramalan (baik perencana maupun pengambil keputusan) harus waspada terhadap penggunaan metode peramalan yang keliru (tidak cocok dengan permasalahan yang dihadapi). Penggunaan metode peramalan yang keliru akan menghasilkan ramalan yang keliru. Jika ramalan yang keliru tersebut digunakan untuk merumuskan kebijakan, maka akan menghasilkan kebijakan yang keliru juga.

F.     KARAKTERISTIK SITUASI DAN METODE PERAMALAN
Ketika kita membuat ramalan, hal yang perlu diperhatikan adalah situasi yang melingkupi apa yang akan kita ramal. Pemahaman mengenai situasi sangat diperlukan untuk menentukan metode apa yang cocok (appropriate) digunakan. Berkenaan dengan masalah situasi ini, Makridakis dan Wheelwright dalam bukunya Forecasting Methods for Management menjelaskan terdapat 6 macam situasi yang memiliki peranan penting yang harus diperhatikan agar peramalan dapat efektif :
1.      Time Horizon
Periode waktu dimana hasil ramalan tersebut akan menimbulkan pengaruh merupakan faktor penentu terhadap pemilihan metode peramalan. Periode waktu (rentang waktu) pada umumnya dikelompokkan menjadi 4, yaitu :
§  Jangka sangat pendek (kurang dari 1 bulan)
§  Jangka pendek (1 sampai dengan 3 bulan)
§  Jangka menengah (3 bulan sampai dengan 2 tahun)
§  Jangka panjang (2 tahun atau lebih)
Penentuan rentang waktu dalam membuat ramalan tidaklah harus seperti itu. Namun demikian perlu dipahami bahwa penggunaan rentang waktu peramalan yang keliru akan menghasilkan ramalan yang tidak valid. Misalnya peramalan menggunakan data penjualan selama 3 bulan terakhir untuk membuat ramalan penjualan 10 tahun yang akan datang. Retang waktu yang digunakan dalam peramalan ini tentu saja akan menghasilkan ramalan yang tidak appropriate.
2.      Level of Aggregate Detail
Ramalan yang lingkupnya luas biasanya dibuat dengan membagi kegiatan peramalan menjadi beberapa subramalan.Tujuannya adalah untuk mempermudah dalam melakukan peramalan dan kegiatan peramalan dapat menjadi lebih sederhana.Misalnya pemerintah ingin meramal pertumbuhan ekonomi Indonesia. Peramalan tentang pertumbuhan ekonomi akan menjadi komplek, karena banyak sektor (kegiatan produksi) yang membentuknya. Agar peramalan tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih mudah dan lebih baik, maka kegiatan peramalan dilakukan terhadap pertumbuhan setiap sektor ekonomi yang terdapat dalam produksi nasional tersebut.
3.      Number of Items
Situasi dimana peramalan dilakukan untuk variabel yang jumlahnya banyak memerlukan prosedur untuk mempersiapkan kegiatan peramalan menjadi lebih komplek dibandingkan dengan peramalan dilakukan hanya untuk satu variabel saja. Jelasnya, seorang manajer pengendalian persediaan dengan 10.000 macam produk tidak akan menggunakan metode yang sama untuk memperoleh ramalan yang dibutuhkan dibandingkan dengan staff yang akan membuat ramalan tentang kondisi perekonomian makro.
4.      Control versus Planning
Dalam permasalahan pengendalian (contor), management by exception merupakan prosedur yang umum. Pengendalian dilakukan dengan menggunakan beberapa cara untuk menentukan sedini mungkin proses yang terjadi diluar kendali (out of control). Dalam situasi tertentu metode peramalan harus mampu mengenali perubahan pada pola dasar atau hubungan pada tahap awal. Pada sisi perencanaan (planning) umumnya berasumsi bahwa Pola yang telah ada akan berlanjut pada masa yang akan datang, sehingga peramalan ditekankan pada usaha mengidentifikasi pola yang sudah ada untuk membuat ramalan pada masa yang akan datang. 
5.      Constancy
Membuat ramalan pada situasi yang tidak mengalami perubahan dari  waktu ke waktu sangat berbeda dengan membuat ramalan pada situasi yang terus menerus mengalami perubahan. Dalam situasi yang stabil, metode peramalan kuantitatif dapat digunakan dan dilakukan pencermatan secara berkala untuk mengetahui tingkat keakuratan ramalan.Dalam hal terjadinya perubahan situasi, haruslah metode yang diperlukan adalah metode yang mampu beradaptasi secara terus menerus agar ramalan yang diperolah dapat mencerminkan hasilterbaik saat ini dan memberikan informasi terkini.
6.      Existing Planning Procedure.
Setiap menggunakan metode peramalan umumnya melibatkan perubahan pada prosedur perencanaan dan pengambilan keputusan.Hal ini tidaklah mudah diterapkan dalam organisasi bisnis, karena biasanya terdapat faktor resistensi (penolakan).Oleh karena itu, perubahan sebaiknya dimulai dari hal-hal yang tidak jauh berbeda dengan prosedur yang sudah ada, kemudian perbaikkan dilakukan secara bertahap.
Terdapat 6 faktor penting dalam menggambarkan berbagai metode peramalan.Faktor-faktor tersebut mencerminkan kemampuan dan penyesuaian untuk membuat ramalan. Keenam faktor tersebut adalah sebagai berikut:
1.      Time horizon.
Time horizon memiliki keterkaitan dengan metode peramalan individual, yaitu metode peramalan yang berbeda akan menghasilkan kesesuaian peramalan yang berbeda untuk rentang waktu berbeda. Misalnya, metode peramalan kualitatif lebih banyak digunakan untuk membuat ramalan yang berjangka waktu penjang dibandingkan dengan metode peramalan kuantitatif yang biasanya digunakan untuk membuat ramalan berjangka menengah atau pendek.Time horizon (rentang waktu) juga memilike keterkaitan dengan banyaknya periode ramalan waktu yang diinginkan. Beberapa teknik peramalan ada yang hanya cocok digunakan untuk meramal dalam rentang waktu 1 atau 2 periode kedepan saja, namun ada juga teknik peramalan yang cocok meramal lebih dari dua periode kedepan.
Sebagian besar metode peramalan bersasumsi bahwa pada data yang digunakan dalam membuat ramalan terdapat pola tertentu, seperti pola musiman, pola trend, pola rata-rata sederhana, pola siklikal (variasi siklis) atau bahkan pola todak beraturan. Karena kemampuan metode peramalan berbeda untuk pola data yang berbeda, maka perlua adanya penyelaras antara metode yang digunakan dengan bentuk pola data yang akan digunakan untuk membuat ramalan.
3.      Cost
Biaya yang diperlakukan untuk membuat peramalan umumnya berupa biaya pengembangan metode peramalan, biaya mempersiapkan data, dan biaya melakukan peramalan. Kadangkala diperlukan biaya lain agar supaya metode tersebut dapat diterapkan. Perbedaan biaya antara menggunakan metode satu dengan metode yang lainnya tentu saja akan berpengaruh terhadap ketertarikan dalam menggunakan suatu metode peramalan tertentu dan pada situasi tertentu.
4.      Accuracy
Data atau informasi yang diperlukan dalam peramalan sangat erat kaitannya dengan tingkat ketepatan ramalan yang dibutuhkan.Misalnya dalam suatu keputusan, toleransi ketepatan ramalan berkisar plus minus 10 % dirasa cukup. Namun pada kasus-kasus tertentu, ramalan yang memiliki variasi sebesar 5 % akan mampu mendatangkan prahara.
5.   Intuitive appeal, simplicity dan easy to application. Prinsip umum dalam penerapan dalam metode ilmiah adalah hanya metode yang dimengerti oleh perencana atau pengambil keputusan. Peramalan tidak didasarkan pada sesuatu yang tidak dipahami atau tidak diyakini. Disamping itu, masalah situasi yang diperlukan dan teknik peramalan harus disesuaikan dengan pihak yyang akan menggunakan ramalan tersebut.
6.      Availability of computer software
Peramalan menggunakan metode kuantitatif tertentu sering digunakan jika tersedia program computer yang sesuai dengan yang dibutuhkan.Program computer untuk membuat ramalan harus mudah digunakan, terdokumentasi dengan baik, dan bebas dari virus, sehingga pembuat ramalan dapat menggunakannya, dapat memahaminya dan dapat menginterpretasikannya.

G.    KRITERIA DATA YANG BERMANFAAT DAN JENIS DATA PERAMALAN
Empat kriteria data yang  bermanfaat meliputi:
1.      Data hendaknya dapat diandalkan (realiable) dan akurat. Penanganan yang sesuai harus dilakukan pada data yang dikumpulkan dari sumber-andal dengan memperhatikan keakuratannya.
2.      Data hendaknya relevan. Data harus mewakili keadaan dimana mereka digunakan.
3.      Data hendaknya konsisten. Ketika data yang berkaitan dengan definisi itu berubah, penyesuaian perlu dilakukan untuk mempertahankan konsistensi pola historis. Hal ini bisa menjadi masalah,misalnya,ketika pejabat pemerintah merubah komposisi bauran atau (“market basket”) yang dipakai dalam menghitung indeks biaya hidup. Tiga puluh tahun lalu computer PC bukan bagian dari bauran produk yang dibeli oleh konsumen.
4.      Data hendaknya tepat waktu. Data dikumpulkan,dirangkum,dan dipublikasikan bedasarkan ketepatan waktu akan memberikan nilai tertinggi bagi forecaster. Bisa saja data terlalu sedikit (tidak cukup data historis yang dipakai sebagai basis kejadian masa depan) atau terlalu banyak (data dari periode historis yang tidak relevan).
Umumnya, dua jenis data yang diperhatikan dalam peramalan atau proyeksi, yaitu:
1.    Data time series, yaitu data yang ditampilkan berdasarkan waktu, seperti data bulanan, data harian, data mingguan, atau jenis waktu yang lain.
Contoh data time series:
-                    data penjualan bulanan sepeda motor di daerah A dari tahun 2005 – 2010.
-                   data produksi harian bahan baku X pada bulan September 2010.
-                   data agregat penjualan dari PT. ABC untuk periode tahun 2005 – 2010.
Ciri dari data time series adalah adanya rentang waktu tertentu, dan bukannya data pada satu waktu tertentu.
2.      Data cross sectional, yaitu data yang tidak berdasar waktu tertentu, namun data pada satu (titik) waktu tertentu.
Contoh data cross sectional:
-                     data biaya promosi di sepuluh area pemasaran produk X selama bulan Januari 2010.
      (perhatikan: data hanya diambil untuk satu bulan saja)
-                    data produksi bahan baku X, Y, dan Z untuk tahun 2010.
     (data diambil untuk satu tahun saja)

H.    PROSEDUR PERAMALAN
Prosedur peramalan formal menggunakan pengalaman pada masa lalu untuk menentukan kejadian dimasa yang akan datang. Asumsi yang digunakan adalah bahwa apa yang pernah terjadi dimasa lalu akan terjadi lagi di masa yang akan datang, dengan pola yang sama atau mirip. Untuk memperoleh gambaran kondisi pada masa lalu dan kemudian menggunakannya untuk mengetahui (meramal) kondisi pada masa yang akan datang, diperlukan 5 langkah.
1.      Mengumpulkan data
Langkah awal dari proses peramalan adalah mengumpulkan data yang lengkap yang diperlukan. Tahap ini relatif sulit, karena data yang dikumpulkan harus akurat dan dalam jumlah yang cukup untuk membuat ramalan. Data yag terlalu sedikit akan menyulitkan kita untuk memperoleh pola perubahannya
2.      Mereduksi data
Data yang terkumpul dapat dilakukan penyaringan untuk memperoleh data yang relevan.Seringkali pada data yang terkumpul terdapat data yang tidak relevan dengan permasalahan yang dihadapi.Misalnya kita ingin membuat ramalan tentang penjualan. Data penjualan pada periode terjadinya bencana alam tidak perlu dimasukkan (harus direduksi/tidak dipakai), karena data penjualan tersebut hanya mencerminkan penjualan pada kondisi adanya bencana alam dan tidak  mencerminkan penjualan pada kondisi normal.
3.      Membangun dan Mengevaluasi model
Data yang telah terkumpul harus disesuaikan dengan model ramalan yang digunakan, agar kesalahan dalam peramalan dapat diminimalisir. Model yang lebih sederhana dan akan memberikan hasil peramalan yang lebih baik lebih disukai oleh pengguna ramalan (perencana dan pengambil keputusan).
4.      Melakukan peramalan/ proyeksi
Model peramalan yang dipilih setelah dicocokan dengan data yang terkumpul dan telah dilakukan pengurangan (jika perlu), akan dilanjutkan dengan membuat ramalan menggunakan model peramalan tersebut. Kadangkala diperlukan data historis untuk mengetahui besarnya kesalahan ramalan menggunakan model tersebut, yakni dengan cara memasukkan nilai data historis pada suatu periode kedalam model ramalan untuk memperoleh nilai ramalan pada periode tersebut. Tujuannya adalah untuk mengetahui keakuratan ramalan.
Setelah selesai membuat model peramalan, berikutnya dalah membuat ramalan nilai data pada beberapa periode kedepan dan kemudian membandingkannya dengan data pada periode sebelumnya.Selisih antara nilai data ramalan dengan nilai data yang sebenarnya (actual) merupakan kesalahan (error) ramalan.Semakin kecil kesalahan ramalan, semakin baik model peramalan yang dihasilkan.Besarnya kesalahan peramalan dapat dinyatakan dalam beberapa satuan, misalnya menggunakan kesalahan ramalan rata-rata (average forecast error) atau menggunakan jumlah kuadrat kesalahan (sum of square error).

I.       SUMBER KESALAHAN PERAMALAN DAN KETIDAKPASTIAN
Dalam ilmu fisika, identifikasi dan verifikasi terhadap pola atau hubungan adalah nyata dan objektif.Dengan demikian, presisi intrumen dapat menurunkan kesalahan pengukuran sampai pada tingkat nol. Hal ini sangat berbeda dengan ilmu ekonomi yang sering terjadi kesalahan pengukuran.Faktor penyebabnya adalah situasi ekonomi yang sangat komplek, perilaku manusia yang tidak konsisten, terdapat tenggang waktu antara tindakan dan hasilnya, dan masih banyak faktor yang lain, sehingga kesalahan peramalan dalam ilmu fisika merupakan fakta yang tidak bias dipungkiri. Besar kecilnya kesalahan pengukuran tergantung dari hal-hal berikut ini:
1.      Kekeliruan dalam mengidentifikasi pola dan hubungan.
Pola atau hubungan yang bersifat ilusi dapat diidentifikasi jika memang benar-benar tidak ada.Hal ini dapat terjadi, baik pada metode peramalan kualitatif (judgement forecasting) maupun pada peramalan kuantitatif (quantitative forecasting).Dalam model statistik, korelasi semu dapat terjadi pada penggunaan data observasi yang sedikit. Demikian juga dengan korelasi antara dua variable akan menjadi palsu (spirous), jika korelasi antara dua variable tersebut terjadi karena adanya variable lain yang dapat mengubah dua variable tersebut dengan arah yang sama. Pola atau hubungan yang ada akan menjadi tidak akurat dapat disebabkan oleh (a) informasi yang tersedia tidak cukup, (b) kondisi yang sebenarnya sangat kompek untuk dipahami, dan (c) model analisis menggunakan banyaknya variable yang terbatas. Identifikasi yang semu atau tidak tepat akan menghasilkan kesalahan ramalan yang serius, jika pola atau hubungan pada masa yang akan datang berbeda dengan pola dan hubungan masa lalu.
2.      Adanya pola yang tidak jelas atau hubungan tidak akurat.
Dalam ilmu sosial, sering ditemukan pola perubahan dari waktu ke waktu yang tidak nyata atau hubungan antar variable yang tidak tepat.Walaupun secara rata-rata pola atau hubungan dapat diidentifikasi, namun selalu ada fluktuasi disekitar rata-rata tersebut pada hamper semua kasus.Tujuan dari panggunaan model statistik adalah untuk mengidentifikasi pola atau hubungan agar data masa lalu memiliki fluktuasi terhadap rata-rratanya sekecil mungkin. Ini pun bukan jaminan bahwa besaran kesalahan ramalan pada masa yang akan datang akan sama dengan masa lalu.
Dalam ilmu-ilmu sosial, pola atau hubungan secara terus menerus mengalami perubahan yang sulit untuk diperkirakan sebelumnya.Perubahan pada pola atau hubungan dapat mempengaruhi besarnya kesalahan yang terjadi dengan besaran yang tidak dapat dikenali sebelumnya.Besarnya kesalahan bergantung pada besaran dan lamanya perubahan tersebut.

J.      RANGKUMAN
1.      Peramalan atau proyeksi adalah kegiatan yang bersifat teratur, berupaya memprediksi masa depan dengan menggunakan tidak hanya metode ilmiah, namun juga mempertimbangkan hal-hal yang bersifat kualitatif, seperti perasaan; pengalaman; dan lainnya.
2.      Peramalan (forecasting) sangat penting dalam bidang bisnis dan ekonomi dalam 2 hal yang mendasar. Pertama, perencana(planner) dan juga pengambil keputusan (decision maker) harus membuat perencanaan atau mengambil keputusan saat ini untuk dilaksanakan masa yang akan datang. Kedua, kondisi dimasa yang akan datang sulit dipastikan pada saat ini. Dengan kata lain, di masa yang akan datang terdapat unsur ketidakpastian.
3.      Enamkarakteristik situasi peramalan yang harus diperhatikan agar peramalan dapat efektif meliputi time horizon, level of aggregate detail, number of items, control versus planning, constancy, existing planning procedure.
4.      Enam karakteristik metode peramalan meliputi time horizon, pattern of data, cost, accuracy, intuitive appeal; simplicity dan easy to application, danavailability of computer software.
5.      Empat kriteria data yang  bermanfaat meliputi dapat diandalkan (reliable), relevan, konsisten, dan tepat waktu. Dua jenis data yang diperhatikan dalam peramalan yakni data time series dan data cross sectional.
6.      Prosedur membuat peramalan terdiri dari 5 tahap yakni: mengumpulkan data, mereduksi data, membangun dan mengevaluasi model, melakukan peramalan / proyeksi, mengevaluasi ramalan.
7.      Kesalahan peramalan tergantung dari: kekeliruan dalam mengidentifikasi pola dan hubungan, adanya pola yang tidak jelas atau hubungan tidak akurat, dan terjadinya perubahan pola atau perubahan hubungan.

K.    TES FORMATIF
1.      Jelaskan arti peramalan atau proyeksi, berkaitan dengan dunia usaha atau bisnis !
2.      Jelaskan manfaat dari peramalan atau proyeksi bisnis dan berikan contoh !
3.      Jelaskan jenis peramalan dilihat dari berbagai sudut !
4.      Jelaskan enam  karakteristik situasi peramalan yang memiliki peranan penting untuk efektifnya peramalan !
5.      Jelaskan enam karakteristik metode peramalan yang mencerminkan kemampuan dan penyesuaian dalam peramalan !
6.      Jelaskan kriteria data yang bermanfaat dalam peramalan !
7.      Jelaskan perbedaan data time series dan cross sectional ! Berikan contoh masing-masing dalam bisnis atau ekonomi !
8.      Jelaskan tahapan peramalan atau proyeksi !
9.      Jelaskan sumber-sumber kesalahan peramalan !


0 komentar:

Posting Komentar